Rabu, 02 Desember 2009

Desain Rumah Sederhana


Kebutuhan akan tempat tinggal adalah suatu kebutuhan pokok, selain pangan (makan) dan sandang (pakaian). Ada suatu pepatah adalah baity jannati, rumahku adalah surgaku. Meskipun yang dimaksud rumah disini sangat luas. :D
Perencanaan rumah mesti memperhitungkan lokasi yang cukup nyaman dan strategis. Di tepi jalan dan memiliki akses dengan fasilitas umum cukup dekat. Ini belum menyangkut mengenai biaya, soalnya tambah susah lagi perhitungannya.
Ada dua cara untuk memiliki rumah, pertama dengan membeli rumah jadi baik itu rumah baru atau rumah lama dari orang lain yang dijual. Yang kedua rumah dibuat sendiri dari mulai membangun fondasi, dinding, atap, hingga finishing.
Untuk membeli rumah langsung jadi dapat membayar dengan cash atau juga dengan kredit bank untuk perumahan (Kredit Perumahan) hingga saat ini banyak bank-bank yang menyediakan fasilitas tersebut.
Untuk kali ini saya ingin menulis mengenai mendapatkan rumah dengan membangun sendiri. Konsep pertama adalah mendapatkan model rumah yang akan kita bangun, akan menggunakan gaya tradisional adat, modern, minimalis, orientalis atau model-model Eropa. Kalo kita kurang paham mengenai masalah ini, dapat juga berjalan-jalan keliling komplek untuk melihat macam-macam rumah yang ada. Siapa tahu ada model yang cocok dan bisa menjadi contoh dari rumah yang akan dibangun. Untuk gambar-gambar rumah yang lebih lengkap dapat surfing di internet dengan bantuan google searching web untuk image, buka saja www.google.com kemudian pilih pencarian gambar dan masukkan kata kunci rumah.
Setelah mendapatkan model yang kira-kira diinginkan dapat melangkah ke tahap selanjutnya dengan mensketsa denah. Sketsa dapat dilakukan dengan kertas hvs bekas atau buku bergaris, sesuka kita. Untuk memberikan hasil yang memuaskan sketsa dapat dibuat beberapa alternatif untuk kemudian dipilih yang kira-kira tata ruangnya cocok dan nampak nyaman. Owh iya, jangan lupa keasyikan oret-oret buat sket rumahnya lupa dengan ukuran tanah yang kita miliki atau petak tanah yang kita rencanakan akan dibeli.
Selanjutnya, apabila sudah didapat denah rumah yang cocok, mulai untuk menggambar tampak depan, tampak belakang, samping kiri dan kanan.
Kebiasaan dari orang-orang membuat tinggi rumah standar satu lantai dengan tinggi dinding 3 m. Tinggi itu dapat dipakai dan saya rasa sudah cukup nyaman. Perlihatkan pada gambar sketsa posisi rencana pintu utama, pintu kamar, jendela, bouven sehingga gambar tersebut dapat dimengerti oleh tukang.
Dari sketsa denah dan tampak kita bisa membat hitungan banyaknya pekerjaan secara kasar, seperti
- panjang pondasi batu kali
- panjang sloof
- jumlah kolom
- panjang balok ring
- luas dinding
- jumlah pintu
- jumlah jendela
- luas lantai
- jumlah kuda-kuda yang diperlukan (jarak antar kuda-kuda berkisar 2,5 - 3,5 m)
- luas atap
- luas permukaan dinding yang akan dicat (sama dengan luas dinding dikali dengan dua)
Apabila semuanya sudah didapat proses selanjutnya adalah memberikan perkiraan harga pada pekerjaan-pekerjaan yang sudah kita susun di atas. Harga didapat dari analisa harga, tetapi untuk mudahnya kita dapat menanyakan pada orang yang sudah pernah membangun rumah. Jika ingin membuat analisa harga sendiri juga bisa dengan mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai analisa harga satuan. Perincian dapat dilihat di SNI, dengan harga bahan bangunan mengacu pada harga yang berlaku di lingkungan kita. Harga bahan bangunan dapat diperoleh di toko bahan bangunan, dengan berpura-pura membeli sekilo paku untuk dapat ngobrol lama dengan pemilik toko bangunannya untuk menanyakan harga bahan-bahan yang diperlukan.
Dari harga dapat dipisahkan ke dalam dua kategori yaitu dari harga bahan seperti besi beton, semen, pasir, kerikil, dll dan juga harga upah. Untuk rumah tinggal harga upah berkisar 30% dari total biaya yang dikeluarkan. Jadi misalnya rumah dengan biaya total 100 juta maka berkisar 30 juta adalah untuk membayar tenaga kerja.
Selamat menggambar dan berimaginasi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar